Penulis : Restia Zulfawati1), Fitriani Nur Damayanti2), Indri Astuti Purwanti3)
Keywords : Behavior, Courtship, Abortion
Jurnal Penenlitian | JURNAL KEBIDANAN STUDI KUALITATIF TENTANG PERILAKU PACARAN SISWI SMA PASCA TINDAKAN ABORSI DI KECAMATAN BELIK | World Health Organization (WHO) terdapat 15-20% kematian perempuan disebabkan oleh aborsi yang tidak aman, dari 20 juta aborsi yang dilakukan dengan tidak aman pada setiap tahun, ditemukan 70.000 perempuan yang meninggal dunia. Setiap tahun tercatat 2,6 juta kasus aborsi. Sebanyak 700.000 pelaku aborsi adalah remaja atau perempuan yang berusia di bawah 20 tahun, dimana 11,13% dari semua kasus aborsi yang dilakukan karena kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy).
Pergaulan bebas (free sex) yang semakin marak di Indonesia telah meracuni masyarakat, terutama generasi muda. Dampaknya, angka kekerasan seksual dan kehamilan diluar pernikahan sangat tinggi (Widyastuti, 2009).Data Pusat Informasi dan Layanan Remaja (PILAR) dan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah pada Tahun 2009 menunjukan adanya 166 remaja yang datang berkonsultasi dalam keadaan sedang hamil dan mengatakan ingin melakukan aborsi.
Pada Tahun 2010 tercatat di PILAR PKBI Jawa Tengah angka tersebut turun menjadi 78 remaja, tetapi pada Tahun 2011 PILAR PKBI Jateng mencatat sekitar 142 remaja yang datang dengan tujuan
berkonsultasi dengan kehamilan diluar nikah dan memutuskan untuk melakukan tindakan aborsi (PILAR PKBI Jawa Tengah, 2011). Terdapat 3 orang siswi SMA di Kecamatan Belik yang pernah melakukan tindakan aborsi.Mereka adalah RM (17), NK (17) dan AP (16). Menurut keterangan dari mereka yang masing-masing pernah melakukan tindakan aborsi yang dilatarbelakangi oleh rasa takut apabila orang tua tahu, perasaan malu kepada teman-teman atau akan mendapatkan sanksi dari pihak sekolah apabila mereka ketahuan sedang hamil.
Adapun cara-cara yang mereka lakukan untuk menggugurkan kandunganantara lain dengan minum jamu, obat peluntur atau dengan cara pijat oleh dukun di bagian perut. Melihat fenomena seperti itu, jelas saat ini kasus aborsi telah menjadi manifestasi masalah sosial di Indonesia. Dimana kondisi tersebut mempengaruhi sejumlah besar orang dalam bentuk-bentuk yang tidak dikehendaki, untuk itu dirasakan perlu dilakukan adanya aksi bersama secara sosial. Aksi bersama ini berupaya dalam pencegahan aborsi (ilegal) yang dapat dilakukan dengan banyak cara, salah satunya yaitu dengan pemberlakuan Undang-Undang Pengaturan Aborsi. Namun selain itu, untuk menuntaskan masalah, tidak hanya dengan UU pengaturan aborsi saja, tetapi mencegah agar tidak terjadi kehamilan yang menjerumuskan pada tindakan aborsi (Kusmaryanto, 2005).
Silahkan Download Disini :
0 Response to "JURNAL KEBIDANAN STUDI KUALITATIF TENTANG PERILAKU PACARAN SISWI SMA PASCA TINDAKAN ABORSI DI KECAMATAN BELIK"
Post a Comment