Penulis : Rahayu Wijayanti 1, Keksi Girindra Swasti 2 , Eva Rahayu 3
Keywords: Adolescence, reproduction health, sexual behavior.
Jurnal Penelitian | JURNAL KEPERAWATAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWA SMA DI KECAMATAN BATURRADEN DAN PURWOKERTO | Usia remaja adalah 12 -24 tahun (WHO), yang merupakan masa peralihan dari usia kanak-kanak ke usia dewasa. Remaja ditandai oleh pertumbuhan dan perkembangan yang pesat, baik fisik, kognitif, psikologis maupun sosial. Secara fisik, remaja mengalami kematangan organ reproduksi yang siap menjalankan fungsi reproduksinya, seperti menstruasi, hamil dan melahirkan; secara kognitif keterampilan dan intelektual semakin berkembang dan secara psikososial remaja cenderung untuk membentuk peer group serta mulai adanya ketertarikan terhadap lawan jenis. Apabila pada masa remaja tidak mendapatkan bimbingan dan informasi yang tepat, maka keadaan ini dapat membawa remaja pada perilaku-perilaku yang merusak seperti seks bebas dan kehamilan di luar nikah yang dapat mengarah pada pada tindakan aborsi dan terjadinya Penyakit Menular Seksual (PMS) (Soetjiningsih, 2004).
Data UNFPA tahun 2001, menunjukkan bahwa terbatasnya pengetahuan tentang kesehatan reproduksi telah meningkatkan resiko terjadinya kehamilan yang tidak diinginkan (unwanted pregnancy) yang dapat mengarah pada dilakukannya tindakan aborsi. Walaupun aborsi dianggap sebagai tindakan ilegal di Indonesia, namun angka terjadinya aborsi mencapai 750.000 sampai 1.000.000 kejadian per tahun. Sungguh bukan angka yang kecil. Antara 40 sampai 50% (sebagian besar adalah aborsi yang tidak aman) dilakukan oleh remaja perempuan.Aborsi biasanya dilakukan secara terselubung tanpa ada jaminan terhadap kualitas pelayanan yang diberikan termasuk tata laksana penanganan komplikasi akibat aborsi. Hanya sedikit lembaga di Indonesia yang secara profesional menyediakan pelayanan aborsi dan sedikit pula lembaga yang mampu memberikan pelayanan pengaturan haid (menstrual regulation) berkualitas termasuk bagi remaja yang belum menikah.
Berdasarkan data UNFPA tahun 2001, penderita HIV/AIDS yang dilaporkan oleh Departemen Kesehatan pada bulan September tahun 2000 sebagian besar berusia di bawah 20 tahun dan antara 20 – 29 tahun. Sebagian besar dari mereka tertular karena melakukan hubungan seksual secara tidak aman (unsafe sexual behaviours) dan melalui penggunaan jarum suntik secara bergantian.
Penelitian UNFPA tahun 2001 juga menunjukkan sedikitnya pengetahuan yang dimiliki remaja tentang Penyakit Menular Seksual, selain HIV dan AIDS. Data yang ada menunjukkan bahwa sekitar 50% responden pernah mendengar tentang HIV/AIDS, namun hanya sedikit sekali yang tahu dengan benar cara-cara mencegah penularan HIV/AIDS, yaitu
(a) hanya berhubungan seksual dengan pasangan tetap (18%);
(b) menggunakan kondom saat behubungan seksual (4%) dan
(c) menggunakan alat suntik yang steril (9,4%).
Pengetahuan mereka tentang cara untuk mencegah penularan PMS-pun sangat rendah. Hanya 14% responden yang menjawab berhubungan seksual dengan pasangan tetap dan hanya 5% yang menyebutkan menggunakan kondom.
Silahkan Download Disini : JURNAL KEPERAWATAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWA SMA DI KECAMATAN BATURRADEN DAN PURWOKERTO
0 Response to "JURNAL KEPERAWATAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI TERHADAP PERILAKU SEKSUAL REMAJA PADA SISWA SMA DI KECAMATAN BATURRADEN DAN PURWOKERTO"
Post a Comment