JURNAL KEPERAWATAN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN RESPON TERHADAP KEHILANGAN PADA PASIEN ABORTUS

blogger templates

Penulis : Catur Desi Nurhidayah1, Made Sumarwati2, Hartati3
Keywords : Education, loss, and abortion.






Jurnal Penelitian | JURNAL KEPERAWATAN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN RESPON TERHADAP KEHILANGAN PADA PASIEN ABORTUS | Abortus merupakan salah satu penyulit yang menyertai suatu kehamilan, yaitu dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan (Manuaba 1998, p.214). 

Pengeluaran hasil konsepsi tersebut terjadi pada usia kehamilan kurang dari 20 minggu, atau berat janin kurang dari 600 gram (Mansjoer dkk. 2001, p. 260). 

Kejadian abortus sulit untuk diketahui, karena sebagian besar tidak dilaporkan dan banyak yang dilakukan atas permintaan, keguguran spontan diperkirakan sebesar 10% sampai 15% (Manuaba 1998, p. 214). 

Data di bangsal kebidanan dan kandungan RSUD Purbalingga menunjukkan bahwa pada tahun 2005 kasus abortus yang ditangani mencapai 12,03%, dan pada tahun 2006 naik menjadi 12,61%, sedangkan pada semester pertama tahun 2007 mencapai 10,39%, dengan tingkat pendidikan yang berbeda-beda. Krisis kehidupan situasional dapat dialami pada masa usia subur bila suatu keluarga mengalami infertilitas, persalinan atau kelahiran prematur, atau bayi yang meninggal dalam kandungan atau segera setelah mengandung (abortus). Seluruh situasi ini memiliki denominator yang sama yaitu mereka kehilangan yang mereka harapkan, impikan atau rencanakan (Bobak 2005, p. 936-937). 

Kehilangan dan kematian merupakan suatu peristiwa dari pengalaman manusia yang bersifat universal dan unik secara individual. Respon kehilangan individu adalah sangat variatif, hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti: usia, jenis kelamin, status sosial ekonomi, dan pendidikan (Potter & Perry 2002, p. 585). 

Respon berduka menurut Bobak (2005, p.938) terdiri dari respon fisik, respon emosi, dan respon sosial yang mencakup banyak perasaan dan emosi. Respon fisik tanda dan gejalanya berupa: 
letih, selera makan hilang, masalah tidur,kurang tenaga, berat badan menurun, nyeri kepala, pandangan kabur, sulit bernafas, palpitasi, gelisah. Respon emosi berupa: 
menyangkal, rasa bersalah, marah, benci/dendam, pahit/getir, depresi, sedih, merasa gagal, konsentrasi pada masalah, gagal menerima kenyataan, terpaku pada kematian, konfusi waktu, dan respon sosial berupa: 
menarik diri dari aktivitas normal dan isolasi (emosional dan fisik) dari pasangan, keluarga atau teman-teman. 

Berdasarkan pengamatan peneliti selama ini, bahwa pasien yamg mengalami abortus tampak tidak ada masalah terhadap kehilangan yang mereka alami, namun secara psikologis belum dilakukan pengkajian lebih lanjut bagaimanakah perasaan seseorang yang mengalami abortus, calon anak yang diharapkan ternyata gagal untuk dimiliki. Penelitian yang menggunakan variabel tingkat pendidikan atau tingkat pengetahuan yang dihubungkan dengan perilaku ataupun respon terhadap suatu kejadian atau fenomena jumlahnya tidak sedikit, dan penelitian-penelitian tersebut menunjukkan hasil bahwa tingkat pendidikan mempengaruhi perilaku/respon individu terhadap suatu fenomena. 

Sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Lin (2006) yang menyatakan bahwa sejarah kehamilan dan variabel demografis membantu menjelaskan perbedaan dalam merespon duka cita. Disamping itu pula Lin mengungkapkan bahwa faktor usia, jenis kelamin, pendidikan, dukungan sosial, kepuasan dalam perkawinan, pengalaman kehilangan sebelumnya mempengaruhi respon terhadap kehilangan dan duka cita. 

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan suatu penelitian dengan rumusan masalah: “Adakah hubungan antara tingkat pendidikan dengan respon terhadap kehilangan pada pasien abortus?” Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan dengan respon terhadapkehilangan pada pasien abortus di RSUD Purbalingga dan RSU Banyumas. Sedangkan tujuan khususnya adalah untuk mengetahui tingkat pendidikan, untuk mengetahui respon terhadap kehilangan, dan untuk mengetahui variasi respon kehilangan berdasarkan tingkat pendidikan pada pasien abortus di RSUD Purbalingga dan RSU Banyumas.



0 Response to "JURNAL KEPERAWATAN HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN RESPON TERHADAP KEHILANGAN PADA PASIEN ABORTUS"

Powered by Blogger.