JURNAL KEBIDANAN HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012

blogger templates

Penulis : Siti Dwi Endriani*), Ali Rosidi*), Wening Andarsari*)
Keywords: Age, Parity, Baby’s Birth Weight, Perineal Laceration










Jurnal Penelitian | JURNAL KEBIDANAN HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012 | Laserasi perineum adalah robeknya perineum pada saat janin lahir. Laserasi perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya. Robekan dapat terjadi di bagian dalam serviks atau vagina, atau bagian luar genital atau perineum atau anus. Robekan ini dapat dihindarkan atau dikurangi dengan menjaga jangan sampai dasar panggul dilalui oleh kepala janin dengan cepat. Sebaliknya kepala janin yang akan lahir jangan ditahan terlampau kuat dan lama, karena akan menyebabkan asfiksia dan perdarahan dalam tengkorak janin, dan melemahkan otot-otot dan fasia pada dasar panggul karena diregangkan terlalu lama (Siswosudarmo,2008; Chapman, 2006; Prawirohardjo, 2002). 

Hasil studi dari Pusat Penelitian dan Pengembangan (Puslitbang) Bandung, yang melakukan penelitian dari tahun 2009-2010 pada beberapa Propinsi di Indonesia didapatkan bahwa satu dari lima ibu bersalin yang mengalami rupture perineum akan meninggal dunia dengan persentase 21,74% (Siswono, 2003). Prevalensi ibu bersalin yang mengalami rupture perineum di Indonesia pada golongan umur 25-30 tahun yaitu 24% sedang pada ibu bersalin usia 32-39 tahun sebesar 62%. Data dari Bidan Praktek Swasta Hj. Sri Wahyuni, S.SiT pada bulan November-Desember 2011 ditemukan ibu bersalin normal yang mengalami laserasi perineum sebanyak 56 orang (80%) dan yang tidak mengalami laserasi perineum 14 orang (20%) dari 70 pasien.

Laserasi perineum dapat mengakibatkan perdarahan sesuai derajat laserasi yang terjadi, pada laserasi perineum derajat I dan II jarang terjadi perdarahan, namun pada laserasi perineum derajat III dan IV sering menyebabkan perdarahan postpartum (Karkata, 2008; Varney, 2008; Tanjung, 2008). Berbeda dengan episiotomi robekan ini bersifat traumatik karena perineum tidak menahan regangan pada saat janin lewat. Laserasi ini dapat terjadi pada kelahiran spontan tetapi lebih sering pada kelahiran dengan pembedahan dan menyertai berbagai keadaan (Risanto, 2008). Laserasi jalan lahir merupakan penyebab utama kedua perdarahan pascapartum (Bobak, dkk, 2005).


Silahkan Download Disini :

0 Response to "JURNAL KEBIDANAN HUBUNGAN UMUR, PARITAS, DAN BERAT BAYI LAHIR DENGAN KEJADIAN LASERASI PERINEUM DI BIDAN PRAKTEK SWASTA Hj. SRI WAHYUNI, S.SiT SEMARANG TAHUN 2012"

Powered by Blogger.