JURNAL KEPERAWATAN JUMLAH EOSINOFIL DARAH TEPI DAN MUKOSA HIDUNG PADA PENDERITA RHINITIS ALERGIKA DI RS Dr MUWARDI SURAKARTA

blogger templates

Penulis : Dwi Arini Ernawati1, Susiana Candrawati2
Key words : rhinitis alergica ; eosinophil, capillary blood, nasal mucosa.







Jurnal Penelitian | JURNAL KEPERAWATAN JUMLAH EOSINOFIL DARAH TEPI DAN MUKOSA HIDUNG PADA PENDERITA RHINITIS ALERGIKA DI RS Dr MUWARDI SURAKARTA | Penyakit rhinitis alergika adalah salah satu bentuk alergi pada saluran hidung. Pada kasus ini terjadi peradangan pada saluran hidung yang biasanya disebabkan oleh rektivitas terhadap satu atau beberapa alergen. Reaktivitas ditandai dengan gejala-gejala seperti rasa gatal, bersin-bersin, rhinore dan penyumbatan pada hidung. 

Penyakit ini merupakan bentuk klinik yang paling sering dari hipersensitivitas tipe I (im`mediate hypersensitivity). Pada tahun 1921 untuk pertama kalinya, Praunitz dan Kustner melakukan percobaan yang menunjukkan bahwa serum manusia mengandung suatu zat yang dapat menimbulkan immediate hypersensitivity. Kemudian Ishizaka (1966), Johansson dan Bennich (1967) menemukan bahwa zat tersebut adalah immunoglobulin E (IgE). (Azhar Tanjung, Krisno W Sucipto, 1998). 

Immunoglobulin E tersebut mempunyai fungsi yang khas. Apabila tubuh kemasukan allergen yang sesuai, misal Dermatophagoides pteronyssinus, maka IgE yang senantiasa melekat pada permukaan sel basofil dan mastosit, akan bereaksi dengan allergen tersebut. (Arjatmo Tjokronegoro, et al. 1991). Akibat reaksi ini, maka terjadilah pelepasan mediator-mediator seperti histamin, bradikinin, eosinofil, chemotactic of anaphylaxis (ECF-A), slow reacting factor of anaphylaxis (SRS-A), dll. (Hendro Wahjono, 1991). Histamine dan ECF-A juga akan menyebabkan pelepasan eosinofil dari sumsum tulang ke sirkulasi darah (Budiman, 1983). 

Selain dalam sirkulasi darah, ternyata dalam kasus ini ditemukan pula eosinofil dalam mukosa hidung. Terdapatnya eosinofil merupakan suatu tanda dari respon nasal dalam rhinitis alergika (Jirapongsananuruk and Vichyanond, 1998). Gambaran laboratories pada usap hidung (nasal swab) menunjukan bahwa eosinofil menjadi sel dominant (paling banyak) dalam kasus ini (I Made Gede Darma S, 1997). Eosinofil akan mengalami peningkatan pada kasus alergika baik di darah tepi maupun di mukosa hidung. Namun belum diketahui secara pasti apakah kedua hal tersebut selalu bersama-sama menyertai rhinitis alergika.



Silahkan Download Disini :

0 Response to "JURNAL KEPERAWATAN JUMLAH EOSINOFIL DARAH TEPI DAN MUKOSA HIDUNG PADA PENDERITA RHINITIS ALERGIKA DI RS Dr MUWARDI SURAKARTA"

Powered by Blogger.